Tik ... air hujan satu persatu menitik, merintik jatuh ke bumi.
Tanah lapang yang penuh ditanami kenangan-kenangan akan orang tersayang alhasil
jadi tergenang. Payung hitamku membentang, kaca mata hitam yang aku kenakan
menceritakan bahwa sepasang bola di baliknya sedang muram. Langit berubah
kelam, hujan mendera hati yang menganga, mata yang menangis cerminannya. Perasaan
apa ini? Seperti sebuah angin yang memukul-mukul relung hati, bukan angin
biasa, angin yang telah mampu memporak-poranda tiang-tiang rasa di dalam jiwa.
Hatiku hancur tak terukur.
Musim kondangan telah berlalu,
tinggal hitungan hari kalender jawa akan berganti menjadi bulan suro atau
muharram dalam kalender islam. Katanya bulan tersebut tidak boleh dilangsungkan
pernikahan (percaya tidak percaya). Bagi kaum jomblo yang merasa sepi, rasa
sakit dan (mungkin) iri tidak akan berlalu begitu saja. Sebab banyaknya story
dan postingan tentang orang nikahan seperti menyindir diri yang masih sendiri.
Ditambah lagi dengan candaan bernada ejekan yang jumlahnya juga tidak sedikit,
yang bunyinya seperti ini “Kamu kapan
nyusul?”
Bagi kawula muda yang masih
berjuang menyelesaikan studi, melihat teman-teman sebaya nikah duluan kadang
mendatangkan rasa-rasa ingin segera menikah juga. Menikah dianggap sebagai
akhir segala lelah dan gundah, apalagi
nikah kan menyempurnakan iman. Tidak semudah itu, hidup ini tidak akan
berakhir bahagia seperti kisah Cinderella yang menikah dengan pangeran tampan
dan kaya raya, lalu tamat.
2 minggu yang lalu di akhir pekan,
saya berkesempatan jalan-jalan ke Semarang. Motoran sih sebenarnya, karena
kalau jalan kan capek, soalnya jauh. Sebenarnya ini acara mengantarkan teman
kondangan sih. Karena dia kebetulan jomblo dan tidak ada yang menemani untuk
pergi nikahan teman, akhirnya saya temani dia, sekalian refreshing dari Jogja
yang sedang ampek di kepala saya.
Dari Jogja ke Semarang naik motor
makan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit. Titik finishnya di UPGRIS (Universitas
PGRI Semarang), karena nikahannya ada di situ. Berangkat jam 6.18 pagi, sampai
di Upgris sekitar jam 9.30-an, sesuai estimasi waktu yang diprediksi oleh
google maps. Sejauh ini saya masih sering terkagum-kagum betapa google maps
sangat membantu sekali. Selain bisa menunjukkan jalan, maps juga bisa
memberikan perkiraan waktu berapa lama yang akan ditempuh. Ya, meski kadang-kadang
juga nyasarin orang juga.
Malam
dan Pikiran yang Nyaris Cemerlang
Malam
itu, malam rabu tanggal 10 April 2018, seorang perempuan berjalan-jalan menuju
arah selatan. Calon wartawan dia, perempuan itu hendak mencari berita liputan
sebenarnya. Tidak seperti biasa ketika ia mencari bahan liputan berupa aksi
demonstrasi ataupun mengenai polemik di dalam kampusnya sendiri. Kali itu, ia
mencari bahan untuk tugas kampus, lusa tugas itu sudah harus jadi. Perempuan berkacamata
tebal itu menuju ke arah selatan bersama salah seorang teman yang juga berjenis
kelamin perempuan.
Tujuannya
ke alun-alun selatan, namun karena begitu ramainya di sana, tak jadilah ia
untuk berkeliling mencari bahan. Putar arah ke Malioboro saja, begitu katanya
pada sang teman. Akhirnya pukul 10 malam lebih sedikit, sampailah mereka di
alun-alun utara. Kebetulan tugas yang hendak ditulis adalah sebuah tulisan
bebas, feature namanya. Tugas yang dinilai berat oleh banyak mahasiswa sebab
jumlah katanya yang amat banyak. Berat memang kalau dikerjakan mendadak dan
bukannya jauh-jauh hari, padahal sudah diberi waktu berminggu-minggu untuk
mengerjakan tugas tersebut.
Ada dua
kemungkinan ketika manusia hampir mencapai ujung dari sesuatu. Kemungkinan yang
pertama adalah sangat antusias dan bersemangat atau yang kedua bosan dan
kebingungan. Ada dua tipe mahasiswa tingkat akhir yang sudah tidak ada SKS lain
selain skripsi yang mau tidak mau harus digarap sampai selesai, yang pertama
sangat bersemangat ingin segera menyelesaikan pendidikan, melanjutkan kehidupan
entah itu bekerja, berkeluarga atau mungkin kuliah lagi. Tipe kedua adalah
mahasiswa yang bosan dan kebingungan, dari kebosanan itu kemudian muncul sebuah
sentakan, kira-kira bunyinya seperti ini, aku
sebenernya kuliah ini ngapain sih? Setelah lulus selanjutnya apa? Terdengar
putus asa ya?
Ada banyak banget hal-hal lucu
yang kejadian sama aku belakangan ini. Hal-hal itu jadi bikin aku semakin punya
motivasi. Sempet mikir dan bingung, kok bisa
sih hal-hal dari A, B, C dan seterusnya itu datengnya berbarengan. Yang sedih
tapi lucu ada, yang lucu tapi konyol juga ada, yang lucu dan menyedihkan juga
ada. Pokonya semuanya lucu deh karena seumur 21 tahun aku hidup, baru kali ini
hal-hal itu datang bareng-bareng.
Mulai dari penghasilanku sebagai
freelancer yang anljog parah, judul penelitian skripsi yang harus ganti
(alhamdulillahnya masih proposal sih), skincare yang pada abis, HP yang
mendadak rusak, temen-temen yang halu dan masih banyak lagi pokoknya deh.