Bucin Rahmatan Lil Alamin

8/25/2019 07:13:00 PM



2 minggu yang lalu di akhir pekan, saya berkesempatan jalan-jalan ke Semarang. Motoran sih sebenarnya, karena kalau jalan kan capek, soalnya jauh. Sebenarnya ini acara mengantarkan teman kondangan sih. Karena dia kebetulan jomblo dan tidak ada yang menemani untuk pergi nikahan teman, akhirnya saya temani dia, sekalian refreshing dari Jogja yang sedang ampek di kepala saya.
Dari Jogja ke Semarang naik motor makan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit. Titik finishnya di UPGRIS (Universitas PGRI Semarang), karena nikahannya ada di situ. Berangkat jam 6.18 pagi, sampai di Upgris sekitar jam 9.30-an, sesuai estimasi waktu yang diprediksi oleh google maps. Sejauh ini saya masih sering terkagum-kagum betapa google maps sangat membantu sekali. Selain bisa menunjukkan jalan, maps juga bisa memberikan perkiraan waktu berapa lama yang akan ditempuh. Ya, meski kadang-kadang juga nyasarin orang juga.

Kondangan berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Jiwa introvert saya meronta-ronta sekali di dalam acara itu, tidak ada seorangpun kecuali teman saya yang dapat dikenali oleh mata saya. Rasanya seperti menyelundup ke kondangan orang untuk numpang makan, HAHAHAHA. Tapi, bukan Nanna namanya kalau tidak bisa lari dari kekikukan itu. Sambil menunggu teman yang ngantri salaman ke penganten, saya naik ke tribun atas untuk makan dan main game. Kucluk sekali sih sebenarnya, tapi ya sudah.
Mumpun ke Semarang, niatnya ingin main ke Sam Poo Kong, ke Kota Tua, Lawang Sewu dan juga Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Tapi karena teman saya sudah agak berumur, tulangnya mudah lelah (sama halnya dengan saya yang menua dan mulai capek-an) dan keesokan hari sudah harus masuk kantor pagi-pagi. Kami hanya sempat mampir ke Masjid Agung, untuk menunaikan sholat dzuhur. Jujur, hari itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di MAJT. Padahal saya orang Pati, sering juga pulang lewat Semarang tapi tidak pernah mampir.

Kesan pertama ketika masuk area MAJT, waaaaaah luas ya. Entah berapa hektar itu masjid, karena namanya Masjid Agung pastilah sangat luas. Setelah muter-muter cari parkiran, bangunan miniatur ka’bah menyita perhatian saya. Tanpa pikir panjang langsung cekrek, cekrek, cekrek. Dalam hati berkata, ihhhh pengen umroh ya Allah. Semoga kesampaian deh, Amiin.
Tidak mudah menemukan titik utama untuk sholat di MAJT, karena tadi itu, masjid ini very very luwassss sekali. Ternyata halaman masjid yang ada payung-payungnya, mirip dengan yang ada di Mekkah (apa Madinah gitu) lantainya panas byanget, kaki bisa melepuh alami kalau lama-lama di situ (faktanya tidak ada satu pun pengunjung yang bertahan berdiri selama 5 detik di kondisi itu). Karena kebetulan saya datang di jam 1-an, matahari lagi tinggi-tingginya. Tapi, melihat secara langsung keindahan masjid ini membuat saya senang dan langsung merasa penuh. Menjalani hari-hari ke depan rasanya jadi makin uwenteng pokoknya.


Lanjut pulang ke Jogja jam 3-an, ashar kami berhenti di Ambarawa. Kalau maghrib kami berhenti di alun-alun magelang sekalian makan. Nasi goreng di alun-alun Magelang ini enak banget, mirip dengan buatan ibu saya waktu masih kecil dulu, sama minum harganya Cuma lima belas ribu. Ada kejadian menarik ketika melanjutkan perjalan malam menuju kota Istimewa.
Tiba-tiba saya teringat si mantan paling jahat sedunia ketika teman saya mau mengaitkan tali helm di kepala saya. Nggak tau kenapa, saya langsung berderai air mata, pokoknya nangis Bombay India sepanjang jalan Magelang menuju Jogja (kalau percaya aja sih). Saya sampai harus menghentikan laju motor yang saya kendarai di pinggir jalan. Semua kejahatan mantan dan juga kata-kata manisnya bercampur jadi satu di dalam dada. Sementara itu, teman yang ada di boncengan belakang mengira saya ngantuk dan ingin digantikan naik motornya. Aku keinget mantan, Saya jawab singkay. Sontak dia berkata, IHH BUCINN!!!!

Tidak apa-apa. Bucin-bucin gini, saya adalah bucin rahmatan lil alamin, Insha Allah ya JJ

You Might Also Like

0 komentar

Tersenyumlah!

Popular Posts