Jum’at malam memutuskan untuk
jalan-jalan dengan seorang kawan, orang Lampung -dia. Kenapa jalan-jalannya
jum’at malam? Sebab rasanya tidak ada keharusan ataupun larangan untuk
jalan-jalan malam pada hari-hari tertentu. Soal malam minggu, ah mainstream sekali
sudah. Niatnya mau ke X cafe di jalan affandi, eh kok belok-belok nunut angin.
Entah, akhirnya sampai di kedai mie Lampung di Jogja, kuning dominan
jadi warna tembok dan gerobaknya. Kalau kata orang sih, kuning itu ceria.
Memang iya sih, ada kesan ceria ceria gimana gitu.
Soal mie Lampung di Jogja,
saya ada coba porsi setengah dulu, soalnya saya pikir mie-nya bakal banyak
kayak mie-mie yang sudah-sudah. Eh ternyata pas datang, kok dikit kali ini
mienya, namanya porsi minion. Mie sama kuahnya di pisah, entah kuahnya ini Cuma
hasil rebusan sayur atau bagaimana, tidak ada minyak-minyak yang nampak di
permukaannya. Dicicip juga anyep kok, ada rasa sayur sedikit.