Sudah H min sekian dan aku
belum pulang juga, tumben ibuku tidak menerorku dengan puluhan miscall serta
sms yang tak kalah banyaknya, nduk kapan pulang? Lupakah dengan ibumu ini? Nduk
kapan pulang? Kamu ini apa lupa jalan pulang? Nduk kapan pulang? Dan seterusnya,
dan seterusnya. Tumben sekali, wallahua’lam. Ibu sedang apa ya, aku
tiba-tiba saja rindu. Sayangnya aku Cuma punya satu ibu, kalau saja aku punya
dua, rindu kambuhanku tak kan sehebat ini.
Kecil dulu, ibuku sering
menyuruh-nyuruhku ini itu, sudah seperti pembantu saja. aku disuruh bangun pagi
sebelum sebelum bedug subuh dipukul, ayam saja pada waktu seperti itu belum
bangun, aku sudah harus bangun. Bahkan dihari minggu, aku tetap harus bangun
pagi. Aku jadi tidak bisa