Bayang

5/03/2019 05:38:00 AM

“Setan!! Apa kau memandangi aku begitu? Tidak pernah lihat orang cakep apa? Haha...” Supat mengumpat sosok yang sama tinggi dengan dirinya.

Ya laki-laki juga. Entah dari mana datangnya lelaki itu, sudah seringkali tiba-tiba dia berdiri mematut di dalam kamar Supat. Mengagetkan! Bagaimana, dari mana, lewat mana masuknya dia ke kamar Supat. Perasaan nyamuk seekor pun tiada yang bisa menembus barikade pertahanan kamar Supat. Jendela juga pintu selalu ia kunci rapat-rapat, kalau mau melongok ke atas, lihatlah, plavon sampai gentengnya digembok dengan baja 24 karat.
“Ei, masih lihat juga kau!?” Supat melotot.
Laki-laki kurang ajar di hadapannya juga ikut melotot, lebih besar malah matanya. Supat jadi takut sendiri menatap mata tajam yang dalam setajam pecahan kaca itu. Supat, ia buru-buru-borat-barit membuka pintu kamarnya yang kuncinya rangkap tiga. Kunci gagang, gembok dan grendel. Lalu supat menghambur keluar.

“Sudah satu bulan kau seperti ini, nak. Mau jadi apa kau, anak lelaki tengah hari begini baru bangun” Mamak Supat mengoceh, entah yang keberapa sekian kali tiap Supat berlari dari kamarnya.
Supat mengutak-atik penutup makanan di dapur, dicomotnya ayam goreng buatan mamak, dimakan lahap macam gelandang jalanan tak makan dua bulan.
“Kau kenapa sih Pat? Keluarlah sana, cari gadis untuk kau peristri!” Mamak berceloteh lagi, bingsal akan polah anaknya yang aneh. Jangan-jangan, Supat mulai tidak waras, bathin Mamak suatu waktu.
Aih, lelaki kurang ajar yang barusan melotot dan menggeram di kamarku. Justru yang supat lihat ialah bukan sosok Mamaknya. Lelaki itu terus bicara, mengoceh, berceloteh, terus menerus sampai kesabaran Supat habis tergerus.
%$#^&*^%#%^&%&)
Supat lama-lama tidak paham bahasa apa yang digunakan lelaki itu.
“Diaam!! Berisik!!!” Supat menghempaskan diri ke kamarnya lagi. Gendang telinganya malas, mules mendengar ocehan yang tak ia mengerti, dari orang asing pula.
Tak sempat habislah makan pagi sekalian makan siangnya. Klek-klik-klak. Masing-masing kunci kamarnya mengeklik menguncikan Supat di balik pintu. Supat menyembunyikan diri, memalingkan muka atas sebuah keanehan dalam hidupnya belakangan.
“Hei Supat yang tampan” Suara laki-laki itu, sapa yang bernada sama dengan seorang banci penggoda. Sama-sama menakutkan sebab Supat takut banci.
Lagi-lagi, lelaki yang ikut melotot dan menggeram kalau Supat melotot dan menggeram pula sudah berdiri di dalam kamar Supat, lagi. Berhadap-hadapan muka dengan Supat. Dari manakah masuknya?
“Kau harus tanggung jawab!” Katanya. “Kau harus tanggung jawab” Katanya lagi. Apakah itu merupakan sebuah mantra?
“Kau...” Selanjutnya Supat tak paham, kalimat yang diucapkan lelaki itu menguap seperti gas elpiji, hilang namun baunya ada. Bahasanya berubah menjadi aneh, adakah laki-laki ini adalah seorang Alien!? Supat pekak telinganya, mendidih seperti teko panas di atas kompor.
“DIAAMMMM!!!!!!”
*
Seorang lelaki terpelanting ke aspal, sepeda motornya sama tersungkur pula. Langit sudah meremang, bedug maghrib sayup-sayup terdengar, disusul suara adzan. Tak jauh dari ia dan kuda besinya, tergeletak seorang bocah dengan kepala berdarah di aspal jalan yang sama. Buah hasil dari kebut-kebutan sang pemuda bermata dua. Mulanya, roda-roda mesin kudanya diajak melesat, gas motor diputar sampai ujung tenggat. Lelaki itu melesat. Dyaarr. Tumbukan antar mesin dan manusia kecil itu terjadi. Kasian bocah kecil itu, ditabrak sang kuda besi ketika pulang mengaji, tak sampai ia menjadi laki-laki dewasa, sudah terenggut asanya, ajalnya datang tetiba. Tidak dahsyat memang, tidak sedahsyat tumbukan alu dan padi yang mampu merontokkan si kulit ari. Tapi tumbukan kali itu, mampu mencelatkan nyawa manusia.
“Syukur tidak ada orang yang lihat” Laki-laki itu kabur setelah jatuh tersungkur. Kabur dengan luka di badan yang tak seberapa parah, dan motor yang tak seberapa kaprah.
Kembali gas dipacu menuju tempat yang dituju. Malam hari itu ada liga italia, lelaki barusan yang menewaskan seorang anak manusia sudah mempertaruhkan hampir seluruh uang simpanannya pada salah satu tim pegangan. Tim kesayanganku pasti menang, aku akan menang banyak malam ini, ungkapnya dalam hati.  Laki-laki itu melaju, tertawa-tawa seolah tak ada apa-apa.
*
“Keluar kau!” Supat membentak, galak.
Lebih galak dari biasanya, Supat tak hanya melotot serta menggeram, kali ini ia maju bertatap-tatapan lebih lekat dengan lelaki ‘entah’ itu. Sama melotot dan menggeramnya.
“Kau yang keluar. Akui!”
“Diam. Aku tak melakukan apa-apa!!!” Api berkilat di mata Supat.
“P e n a k u t !”
“Aku tak takut apa pun, setan, harimau, bahkan langit runtuh”
“Penakut kau! Kau takut akan dirimu sendiri, tak mau tanggung jawab soal bocah yang kau tabrak itu”
“HAH DIAAMM setan!!”
Supat mengayunkan tinju tepat di muka lelaki itu. Pyar. Jadilah berkeping-keping dia, lelaki yang entah dari mana datangnya.

Lupa Di Mana, 29 Januari 2017
11.10 Malam.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
    cuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
    kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
    yuu buruan segera daftarkan diri kamu
    Hanya di dewalotto
    Link alternatif :
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    ReplyDelete

Tersenyumlah!

Popular Posts