Pencerahan dari tuhan memang bisa datang dari mana saja ternyata, bagi yang sadar dan butuh pencerahan, dan aku mendengar pula suara tuhan dalam sebuah lagu ini.
karena aku bukan bapakmu, bukan pula ibumu. aku tidak akan pernah mengikhlaskan apa yang sudah kuberikan padamu, Tuhan bilang dalam kitab-kitabnya, hutang itu harus dibayar tuntas. sudah ku kode-kode tapi kamu tidak peka, sudah kutagih langsung kamu bilang belum ada padahal diam-diam ngopi-ngopi di kafe. aku harus apa atau kamu yang harus bagaimana?
Janji bukanlah hutang kecuali menjanjikan membayar hutang. dalam janji-janji adalah tidak ada yang pernah disaling pinjamkan bukan? mengenai janjimu yang ABCZ ya sudah, namanya juga omongan tidak bisa dipegang.
karena aku bukan bapakmu, bukan pula ibumu. aku tidak akan pernah mengikhlaskan apa yang sudah kuberikan padamu, Tuhan bilang dalam kitab-kitabnya, hutang itu harus dibayar lunas. aku tidak ingin hubungan pertemanan kita rusak, putus akibat persoalan ini. tapi aku bukan malaikat maha pemberi, aku memberi maka aku menerima. aku meminjamkan maka kau kembalikan.
mungkin aku lupa kadangkala, tapi rokib dan atid tidak pernah lupa.HAHA.
aku yang harus berbuat apa atau kau yang harus bagaimana? sengaja tidak lagi kubahas supaya kamu peka, kalau masih belum peka. aku tunggu kamu di depan pintu lauh mahfudz, sekalian kita bahas masa-masa indah pertemanan kita, persahabatan kita, tali kasih kita.
Bersambung...
Kata pamanku begitu saja, kerut di keningnya
menandakan keraguan dan ketidak percayaan ata apa yang sudah dia hitung.
Bukan hanya
ksatria wirang, pegat dan juga gonto.
Imbuhnya lagi, dahinya semakin mengerut-ngerut tidak jelas.
Szali tidak peduli dan tidak mau tau apa itu ksatria
wirang, gonto dan pegat. Tau untuk mau pun tidak sama sekali. Bahkan bila ia
tau maksud dan arti dari semua itu, ia akan tetap melanjutkan niat baiknya. Szali
laki-laki, ia tak perlu kehadiran wali ataupun orang tua dalam akad nikah. Hanya
meghadirkan diri sendiri pun, semua akan tetap sakral dan sah!
Ada
robekan besar menganga di kepalaku, kau lihat? Dari kening berderet ke atas
kuping sampai ke kepala bagian belakang. Sakit bukan main rasanya, aku selalu
menunggu saat kapan kepala ini akan sembuh. Entah kapan itu, saat di mana luka
robekan ini akan menutup dengan baik-baik saja. Aku tidak tau harus bercerita
dari mana, aku jadi lupa bagaimana caranya mengeja A B C D sampai Z.
Huruf-huruf itu seperti memanjang serupa benang-benang baja karatan di dalam
kepalaku, benang-benang itu bahkan jatuh ke usus dan lambungku. Semoga tubuhku
tidak kenapa-kenapa akibatnya ya.
Ada mawar tergenggam di tangan kiriku, cantik sekali, merah
warnanya, batangnya selalu hijau. Bunga plastik sayangnya. Ada racun tikus di
tangan kananku, pahit, baunya saja menyengat, ada sensasi rasa enek di
tenggorokan begitu aku mendekatkannya pada hidungku. Aku tergeletak pada sebuah
lubang memegang keduanya. Dengan sebuah bantal mengganjal kepala dan ingatan. Dingin
atau tidak, tak aku rasakan. Aku mengunci diri dalam sebuah ruang, sebuah benda
persegi panjang bergagang menjadi jembatan antara aku dan dunia nyata yang
mengerikan. Matahari bersinar di luar, namun entah, di dalam tubuhku seolah tak
pernah terkena cahaya. Maksudku, aku pernah, namun saat ini redup redam. Mungkin
tak akan pernah tersinari lagi. Mana yang lebih baik, mawar plastik yang selalu
cantik atau racun mematikan di tangan kanan?
Suaramu serupa pita warna-warna yang mengikat sebuah kotak
berwarna biru, apa isinya? Aku pun tak tau, bisa jadi hanya kotak kosong saja.
Ah ya, debu isinya dan bakteri yang mengakibatkan sakit di dada akibat membuka
dan melihat kekosongan di dalamnya. Aku tidak terlalu berharap bahwa kotak yang
kau ikat dengan pita suaramu itu ada isinya. Namun entah mengapa yang kudapat
malah nestapa ketika menebak-nebak mengenai sebuah isi yang sampai saat ini tak
pernah aku tau pasti.
sumber : viva.co.id |
Pada beberapa hal dalam hidup ini, tak ada yang namanya
pilihan. Perkara yang satu ini tidak seperti ketika hendak pesta, bisa memilih
baju warna apa, sepatu yang mana dan model riasan seperti apa. Tidak! Yang menggantung
di atas danau itu apa?