Sudah akhir tahun rupanya, kalender 2015 di dinding rumah dalam
hitungan hari akan diganti menjadi 2016, cepat sekali waktu berlari. Kadang aku
bertanya-tanya, kendaraan apa kiranya yang di kendarai sang waktu? Kalau
kupikir-pikir, dalam rentang waktu yang terasa singkat ini banyak sekali
kenangan yang telah terpatri dalam tiap inchi detakku. Tetap saja, sebanyak itu
kenangan, mengapa waktu terasa amat singkat. Tiba-tiba saja umurku akan
menginjak delapan belas tahun di bulan Maret nanti. Rasanya baru kemarin aku
bermain-main sebagai anak kecil, yang takut akan keramaian.
Senangnya diriku, mendapat jatah hari tenang menjelang UAS semester
satu selama dua minggu lamanya. Tentulah aku pulang ke rumah, di tempat aku
lahir sekaligus tempat aku bermanja kasih sayang dari Ayah dan Ibu. Di kota
kecil ini, kota bernama Pati yang terletak di provinsi jawa tengah aku
dilahirkan pada dua puluh dua Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh
delapan lalu. Ku beri tau, bahwa rumahku ini agak jauh dari alun-alun kota,
jika naik kendaraan roda dua, pernah kuhitung dengan melihat jam tangan, hampir
tiga puluh menit waktu yang dibutuhkan untuk melaju kesana. Rumahku ini
terletak di desa kecil yang tenang. Saat pagi menjelang suara serangga yang
entah apa namanya berderit-derit memainkan sebuah irama khas pedesaan yang
tergabung dalam orkestra alam, bersama suara dedaunan dan ranting yang ditiup
desau angin. Dan embun, datanglah embun bersama fajar.