Aku Manusia, Sama Sepertimu
10/22/2019 09:32:00 AM
Pertama, aku
bukan hantu
Kedua, aku bukan
dukun
Ketiga, aku bukan
Tuhan
Yang sesungguhnya
aku ini Manusia dengan M besar, itu artinya Manusia sungguhan. Aku tidak habis
pikir kenapa banyak orang selalu bermain kode (yang akhirnya aku jadi
ikut-ikutan main kode-kodean dalam kehidupan). Apa susahnya sih mengatakan
maunya apa, inginnya apa, pengennya gimana?
Aku adalah salah
satu cucu simbahku yang peka(k), susah dibilangin tapi sekali dibilangin
langsung ngerti (kalau yang mbilangin pakai metode yang tepat :D). Sebagai Manusia
biasa yang banyak dosa, kepekaanku rasa-rasanya sama dengan orang kebanyakan. Kadang
berada di momen yang tidak tepat untuk bicara dan kadang juga salah suasana
dalam melontarkan sudut pandang. Normal bukan?
Kata TERSERAH
masih menjadi kode misteri yang sangat besar bagiku. Aku tidak tau paham makna
sebenarnya hari ini itu apa, karena hampir semua temanku ketika mengatakan
terserah, sebenarnya yang mereka inginkan tidak se-terserah itu. Sebuah percakapan
singkat di bawah ini akan menjadi contoh kecil kata terserah yang
membingungkan,
“Makan yuk,”
Ajakku pada seorang teman, dia Manusia juga sama seperti aku.
“Ayuks.” Dia
menjawab
“Kamu pengen
makan apa?”
“terserah”
“Batu dikasih
kecap mau?”
Lalu temanku
malah marah? Aku tidak tau salahku dimana, padahal dia menjawab terserah. Ketika
aku menjawab se-terserah-aku seharusnya dia mengiyakan juga sih ...
Belum lagi
kode-kode di story WA, IG, Fesbuk dan jenis-jenis kode misterius lainnya. Aku kira
misteri yang paling sulit terungkap di dunia ini adalah tentang memahami diri
sendiri, ternyata memahami orang lain juga sulit. Sama sulitnya dengan kadar
yang berbeda. Apalagi kalau memahami diri sendiri belum kelar, lalu harus
memahami orang lain, kemudian memahamkan yang lain-lain juga kepada orang lain
dan diri sendiri. Lalu, kalau tidak mampu menerjemahkan kode dari orang lain,
orang-orang itu menjadi julid dan berasumsi bahwa aku (kita) adalah orang yang
tidak pengertian.
Karena aku Manusia,
aku selalu berharap, aku diberi tau dengan cara-cara Manusia, bukan dengan cara
kebatinan yang tanpa mengucap kata-kata satupun lalu aku harus sudah mengerti.
Atau jangan-jangan,
cara kode-kodean halus itu sebenarnya sudah menjadi cara komunikasi Manusia
masa kini? Setauku cara itu adalah cara komunikasinya simbahku dan orang-orang
yang hidup sebelum simbahku di jaman waktu aku masih direncanakan oleh Tuhan
untuk lahir sebagai apa (ternyata aku lahir sebagai Manusia, perempuan, jomblo
di bulan Oktober tahun 2019).
Oiya, kan ada
yang namanya komunikasi verbal dan nonverbal ya, aku lupa. Lasswel kalau tidak
salah punya teori seperti ini Who, Says
What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui
Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa), teori ini aku dengarkan dari
dosenku di semester 2 dan masih aku ingat sampai sekarang aku semester 9. ((((Astaga
ternyata ingatanku kuat juga))))
Siapa mengatakan
apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa.
Paling jelas di
sini, jika kode-kodean, aku mungkin tidak punya saluran yang sama dengan yang
memberi kode sehingga kode-kode itu tidak dapat terejawantah dengan baik
olehku. Jadi sampai 444 kata ini, kesalahan ada di aku gitu? Astaga, aku makin
tidak mengerti. Apakah aku harus alih profesi dari pengangguran menjadi paranormal untuk mengerti orang lain?
0 komentar
Tersenyumlah!