Ibuku Apa Kabar Ya?
6/24/2017 11:02:00 PM
Sudah H min sekian dan aku
belum pulang juga, tumben ibuku tidak menerorku dengan puluhan miscall serta
sms yang tak kalah banyaknya, nduk kapan pulang? Lupakah dengan ibumu ini? Nduk
kapan pulang? Kamu ini apa lupa jalan pulang? Nduk kapan pulang? Dan seterusnya,
dan seterusnya. Tumben sekali, wallahua’lam. Ibu sedang apa ya, aku
tiba-tiba saja rindu. Sayangnya aku Cuma punya satu ibu, kalau saja aku punya
dua, rindu kambuhanku tak kan sehebat ini.
Kecil dulu, ibuku sering
menyuruh-nyuruhku ini itu, sudah seperti pembantu saja. aku disuruh bangun pagi
sebelum sebelum bedug subuh dipukul, ayam saja pada waktu seperti itu belum
bangun, aku sudah harus bangun. Bahkan dihari minggu, aku tetap harus bangun
pagi. Aku jadi tidak bisa
nonton tv sampai larut malam, jam 9 sudah
terkantuk-kantuk. Kata ibuku, memang harus begitu, Supaya kamu jadi
perempuan betulan, Nduk. Kata ibuku menggunakan nada tinggi tiap kali aku
mengeluh, mengapa begitu. Mengapa pula kakaku yang laki-laki tidak disuruh
bangun pagi serta mengerjakan urusan rumah ini itu seperti aku. Hal terbesar
yang membuatku selalu ingin melarikan diri dari rumah adalah itu tadi, ibuku
menjengkelkan. Tapi, kalau aku minggat, mau kemana coba. Ke rumah Paman dan
Bibi, ya ketahuanlah. Kemana, kemana, dan memang tidak ada tempat untuk
kemana-mana. Aku selalu pulang tepat waktu dari sekolah, berangkat sebelum jam
7 pula. Begitu terus sampai lulus. Inilah aku sekarang berada jauh dari tempat
lahirku, ini merupakan rencana pelarianku yang berhasil. Yeahh, aku jauh dari
ibu. Jauh, jauh.
Tau, aku baru sadar, yang
menjengkelkan itu adalah cara ibu mendidikku. Kalau saja tidak dibegitukan, aku
tetap jadi perempuan kok. Perempuan malas, yang sekedar melipat baju sendiri
pun tak bisa. Ibuku apa kabar ya? Baik-baik tidak? Wallahua’lam.
Setiap orang boleh pulang, karena
setiap orang punya kampung halaman. Siapapun, berhak pulang pada halaman
manapun. Bila aku memilih halaman terakhir untuk pulang, itu pilihanku. Rumah bukanlah
rumah tanpa ada ibu di dalamnya, bagiku. Tak kujumpai halaman-halaman berisi
cerita semenjak ibu tak ada. Bila kawan-kawanku sudah beranjak pulang ke
kampung masing-masing, tak lain adalah untuk bertemu ibu mereka masing-masing. Adanya
kampung halaman berarti ada ibu di dalamnya, bagiku. Lalu pada lebaran kali
ini, kemana aku harus pulang? Aku sudah tak memiliki ibu.
Ibuku apa kabar ya disana? wallahua’lam.
**
#kisah kawan
0 komentar
Tersenyumlah!