“Setan!! Apa kau
memandangi aku begitu? Tidak pernah lihat orang cakep apa? Haha...” Supat
mengumpat sosok yang sama tinggi dengan dirinya.
Ya laki-laki juga.
Entah dari mana datangnya lelaki itu, sudah seringkali tiba-tiba dia berdiri mematut
di dalam kamar Supat. Mengagetkan! Bagaimana, dari mana, lewat mana masuknya
dia ke kamar Supat. Perasaan nyamuk seekor pun tiada yang bisa menembus
barikade pertahanan kamar Supat. Jendela juga pintu selalu ia kunci
rapat-rapat, kalau mau melongok ke atas, lihatlah, plavon sampai gentengnya
digembok dengan baja 24 karat.
“Ei, masih lihat
juga kau!?” Supat melotot.
Laki-laki kurang
ajar di hadapannya juga ikut melotot, lebih besar malah matanya. Supat jadi
takut sendiri menatap mata tajam yang dalam setajam pecahan kaca itu. Supat, ia buru-buru-borat-barit membuka pintu kamarnya yang kuncinya rangkap tiga. Kunci gagang,
gembok dan grendel. Lalu supat menghambur keluar.