Tik ... air hujan satu persatu menitik, merintik jatuh ke bumi.
Tanah lapang yang penuh ditanami kenangan-kenangan akan orang tersayang alhasil
jadi tergenang. Payung hitamku membentang, kaca mata hitam yang aku kenakan
menceritakan bahwa sepasang bola di baliknya sedang muram. Langit berubah
kelam, hujan mendera hati yang menganga, mata yang menangis cerminannya. Perasaan
apa ini? Seperti sebuah angin yang memukul-mukul relung hati, bukan angin
biasa, angin yang telah mampu memporak-poranda tiang-tiang rasa di dalam jiwa.
Hatiku hancur tak terukur.