Yogyakarta, 11 April 2019
“Re, Aku dulunya terlalu sering merasa tidak enak pada orang
lain. Sekarang ya masih, tapi tidak sesering dulu. Aku jadi pemilih mana orang
yang pantas untuk dirasai dan mana yang tidak. Sekarang pikirku begini, masa
aku harus minta maaf pada seseorang atas kesalahan yang tidak aku lakukan.
Misalnya, ketika seseorang yang suka dengan kita namun
kita tidak bisa memenuhi harapan dan ekspektasi dari seseorang itu. Dalam artian,
kita tidak bisa memiliki rasa suka yang sama seperti yang dia rasakan, dia
kemudian sakit hati. Otomatis kita pasti ada perasaan tidak enak bukan? Lalu kita
meminta maaf dan merasa bersalah setelahnya. Padahal normalnya, bersalah dulu
baru minta maaf.
Ya memang meminta maaf itu tidak harus ketika kita
bersalah (kata kakakku sih begitu). Tapi apakah tidak lucu ketika seseorang
terluka bukan hasil dari perbuatan kita, merasa sakit hati dan kemudian benci
terhadap diri kita, padahal itu juga di luar kendali kita. Lalu kita meminta
maaf dan menghasilkan rasa bersalah, rasa tidak enak yang mengganggu sekali.
Lucu tidak?? Itu baru contoh kecil sih, contoh besarnya
sadar tidak sadar pasti sering kita alami juga dikehidupan masing-masing.
Melelahkan, tapi itu sudah kebiasaan.