PROLOG
3/15/2019 02:25:00 PM
Assalamu’alaikum, Sayang.
Sayangku, pantaskah aku menyebutmu
sebagai kesayanganku? Orang yang aku sayangi, selalu ingin aku sapa dengan
panggilan sayang di pagi hari, ingin aku ucapkan selamat tidur di penghujung
hari. Pantaskah, sementara tidak ada ikatan yang jelas di antara kita.
Aku suka kamu, kata-kata
itu selalu berhenti di kepalaku dan atau di ujung jariku. Kasihan diriku bukan?
Kasihan dirimu yang selalu berkata kamu sayang aku, namun selalu aku balas
dengan kaku-kaku dan pandangan mata yang beku. Tahukah kamu, aku begitu malu
dengan rasa baru yang aku dapat semenjak menatap matamu. Bahkan bila seluruh
air jagad diperas menjadi segelas anggur, ia tak lebih memabukkan ketimbang
senyum dan tatapmu pada malam-malam setelah aku mengenalmu.
“Hujan masih air dan aku masih
sayang kamu” katamu, rupanya kamu puitis juga ya. Aku kira kamu galak dan
jahat, rupanya kamu adalah manusia yang memiliki sifat penyayang yang kuat.
Langit lumayan cerah padahal,
bulan menggantung setengah seperti senyum anak kecil yang berbahagia karena
menerima sebuah hadiah. Lalu dari mana datangnya gerimis? Gerimis siapa yang
singgah pada perjumpaan kita dengan aku yang masih setengah-setengah. Abaikan saja
gerimisnya, itu tidak terlalu mengerikan ketimbang hujan bukan. Tapi kita harus
pulang, sudah larut malam. Jalanan menjadi sepi dan kota ini sedang tidak terlalu
aman bukan?
“Pulang, lalu intinya bagaimana?”
Kamu bertanya.
Bisa tidak aku mematangkan
perasaanku yang mentah ini, kalau tiba-tiba aku jatuh pada kata-kata, tidak
lucu bukan? Bagaimana kalau kamu berbohong tentang perasaanmu? Bagaimana bila
aku hanya sekedar kesepian dan mengharapkan sebuah teman bersandar. Hanya teman!
Biarkan aku mematangkan perasaanku, aku ingin menampik, menampik dan menampik
perasaan ini sampai aku tak bisa lagi mengelak bahwa aku suka kamu sungguhan.
Ketika aku dan kamu bertemu saling
tatap, meraba cerita dan tertawa bersama, kepala dan dadaku seperti dipenuhi es
batu dalam segelas teh, adem. Namun ketika jauh, rasanya seperti gulungan angin
yang membelai-belai rambutku pada malam hari, dingin dan sepi. Bagiku itu semua
mentah, sebab aku takut mengecewakan dan kecewa. Kelak bila aku sudah matang
dengan rasaku dan rasa dalam dadamu terlanjur busuk sudah, tidak apa-apa. Aku
terima.
“Lalu bagaimana?”
Bisa tidak aku menjadikanmu
kesayangan, sedangkan aku tak ingin masuk dan jatuh terlalu dalam?
Kata-kata itu berhenti di dasar
tenggorokan, tenggelam ke dasar dada menjadi guruh dan petir.
Alkid, 14 Maret 2019
1 komentar
Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
ReplyDeletecuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
yuu buruan segera daftarkan diri kamu
Hanya di dewalotto
Link alternatif :
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com
Tersenyumlah!